Sudahkah Gejala Disruption Memasuki Kota Tasikmalaya

Belakangan ini perkembangan teknologi informasi sudah merubah pola kerja bahkan proses bisnisnya di berbagai bidang. Penggunaan telepon pintar (smartphone) tidak lagi digunakan sebatas sms dan telepon, tetapi masyarakat sudah dimudahkan dengan berbagai aplikasi didalamnya untuk digunakan sebagai kebutuhan sehari – hari.

Pola hidup masyarakat mulai berubah, jika dulu masyarakat harus berangkat ke bank untuk mengirimkan uang tetapi sekarang cukup menekan telepon pintar miliknya. Berbagai macam toko online memudahkan masyarakat untuk berbelanja kebutuhan tanpa harus pergi ke tokonya. Serta penggunaan teknologi mesin sudah mulai menggeser tenaga manusia. Seperti penjaga loket pintu masuk tol kini mulai menggunakan teknologi  mesin, proses industri pun sudah menggunakan teknologi mesin.

Prof. Rhenald Kasali telah membahas mengenai disruption (disrupsi,red) di berbagai tulisan serta dalam buku terbarunya yang membahas tuntas mengenai disrupsi. Gejala disrupsi tidak hanya terjadi secara global, tetapi tanda – tanda disrupsi sudah mulai terlihat di indonesia. Bagaimana dengan Kota Tasikmalaya?

Fenomoena disrupsi di Kota Tasikmalaya sepertinya sudah mulai ada, masuknya transportasi online mulai merubah pola hidup masyarakat saat ini. Pelayanan sarana angkutan online memberikan kemudahan bagi pelanggannya, tidak hanya sebatas mengantar penumpang tetapi bisa juga menerima pesanan makanan dan barang sehingga masyarakat mulai beralih ke transportasi online. Banyak masyarakat yang mulai berjualan melalui media sosial sehingga tidak perlu membuka toko di rumahnya. Fenomena ini bisa menggeser pola usaha lama menjadi usang dan tidak diminati lagi oleh masyarakat.

Inovasi disruptif yang sudah mulai marak di Kota Tasikmalaya saat ini lebih banyak digandrungi oleh anak muda yang lebih melek Ilmu Pengetahuan dan Teknologi informasi. Hal ini dapat mengancam pola kerja lama jika tidak disikapi dengan baik sebab perubahan itu adalah sesuatu yang pasti jika tidak bisa mengikutinya maka akan punah.

Gejala disrupsi dapat membawa dampak positif dan negatif bila tidak disikapi dengan benar. Beberapa dampak positifnya adalah 1) disrupsi bisa menghemat waktu dan biaya dalam proses kerja, 2) mampu membuka lapangan usaha baru, 3) barang/jasa yang dihasilkan mudah dijangkau oleh masyarakat. Sedangkan dampak negatifnya disrupsi dapat mengakibatkan hilangnya pekerjaan bagi masyarakat yang tidak cakap dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Hal ini bisa mengakibatkan gelombang pengangguran yang cukup banyak.

Baca Juga : Tingkat Pengangguran di Jawa Barat

Pemerintah dalam hal ini harus aktif mengambil peran untuk mendorong generasi muda agar mampu menciptakan inovasi – inovasi baru dalam segala bidang serta memberikan peluang untuk generasi lama agar mampu bertahan bahkan bisa merubah pola kerja lamanya dan bisa ikut bersaing dengan pola baru sehingga disrupsi bukan hanya menjadi ancaman tetapi peluang. (*)


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sudahkah Gejala Disruption Memasuki Kota Tasikmalaya"