credit by pixabay |
Perkembangan zaman dari tahun ke tahun terus mengalami kemajuan. Berbagai teknologi terbarukan bermunculan diberbagai sektor ekonomi yang berpengaruh terhadap proses bisnis di suatu daerah. Sementara itu, regulasi yang dibuat pemerintah turut serta memajukan pembangunan ekonomi diberbagai bidang sehingga perekonomian terus tumbuh dari tahun ke tahun. Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat mencatat sepanjang tahun 2017 ekonomi Jawa Barat tumbuh sebesar 5,29 persen. Pertumbuhan didukung oleh hampir semua lapangan usaha yang ada di Jawa Barat.
BPS Jabar merilis capaian pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2017 sebesar 5,29 persen. Walaupun mengalami perlambatan sebesar 0,37 persen dari tahun sebelumnya, pertumbuhan didukung oleh hampir semua lapangan usaha kecuali lapangan usaha Pengadaan Listrik dan Gas, serta Pertambangan dan Penggalian yang mengalami kontraksi masing – masing sebesar minus 11,42 persen dan minus 2,02 persen. Tiga lapangan usaha yang memberikan andil pertumbuhan tertinggi dicapai oleh, pertama : lapangan usaha Informasi dan Komunikasi sebesar 11,85 persen, kedua : Jasa Lainnya sebesar 9,78 persen, ketiga : Real Estate sebesar 9,31 persen.
Baca juga : Menyoal Inflasi Jabar di Awal Tahun 2018
Sementara itu, berdasarkan struktur ekonomi, sumber pertumbuhan ekonomi Jabar tahun 2017 didominasi oleh tiga lapangan usaha utama yaitu, pertama: Industri Pengolahan sebesar 42,29 persen, kedua: Perdagangan Besar – Eceran, Reparasi Mobil – Sepeda Motor sebesar 15,10 persen, dan ketiga: Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 8,60 persen.
Sedangkan bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Jabar tahun 2017, Lapangan usaha Industi Pengolahan memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 2,30 persen, diikuti Perdagangan Besar – Eceran, Reparasi Mobil – Sepeda Motor sebesar 0,71 persen, dan Konstruksi sebesar 0,59 persen.
Kepala BPS Jabar Dody Herlando mengatakan, dari sisi lapangan usaha, setidaknya ada dua sektor yang harus menjadi perhatian, yakni pertanian dan perdagangan. Pertumbuhan kedua sektor tersebut relatif landai padahal cukup banyak tenaga kerja yang bergantung pada sektor tersebut. Pertanian tumbuh 1,88 persen sedangkan ada sekitar 15 persen tenaga kerja yang bergantung disana. Sektor perdagangan dengan pekerja yang cukup banyak pun hanya tumbuh 4,58 persen, yang membuktikan adanya tekanan yang dihadapi lapangan usaha tersebut. Dua bidang ini lah yang harus menjadi pembenahan ke depan dan perlu menjadi perhatian (Pikiran Rakyat 7 Februari 2018).
Pertumbuhan ekonomi Jabar dari sisi pengeluaran tahun 2017 sebesar 5,29 persen terjadi pada hampir seluruh komponen. Ekspor Barang dan Jasa merupakan komponen yang mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 11,54 persen, diikuti oleh Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 6,28 persen, Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebesar 4,63 persen, Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar 0,23 persen. Sedangkan kontraksi terjadi pada komponen Perubahan Inventori sebesar minus 5,14 persen.
Baca juga : Inflasi Kota Tasikmalaya Tergerek Harga Beras
Masih berdasarkan sisi pengeluaran, struktur ekonomi Jabar pada tahun 2017 didominasi oleh komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga (65,76 persen), ekspor barang dan jasa (39,90 persen), dan pembentukan modal tetap bruto (25,16 persen), pengeluaran konsumsi pemerintah (6,07 persen). Sedangkan impor barang dan jasa berkontribusi 41,34 persen, tetapi merupakan faktor pengurang dalam PDRB.
Ekonomi Jabar sepanjang tahun 2017 masih sangat didominasi oleh komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga (PKRT). Komponen ini memberikan andil pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 2,91 persen, diikuti oleh komponen PMTB sebesar 1,54 persen, net ekspor (ekspor – impor) sebesar 0,97 persen, pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 0,01 persen. Sedangkan andil negatif diberikan oleh komponen perubahan inventori sebesar minus 0,18 persen. Walaupun komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga memberikan andil tertinggi, namun komponen ini hanya tumbuh sebesar 4,70 persen. Padahal komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga menjadi salah satu penggerak pertumbuhan ekonomi di Jabar maupun nasional.
Lapangan usaha industri pengolahan merupakan salah satu komponen yang sangat potensial memberikan andil pada pertumbuhan ekonomi di Jabar, buktinya lapangan usaha ini memberikan andil pertumbuhan tertinggi sebesar 2,30 persen.
Bukan tidak mungkin pertumbuhan ekonomi Jabar dapat melebihi 5,29 persen. Kuncinya adalah, pemerintah dapat mengoptimalkan sektor – sektor usaha yang lebih banyak melibatkan masyarakat, salah satunya adalah sektor industri. Sektor industri sangat potensial menciptakan lapangan kerja baru. Dengan penyerapan tenaga kerja yang besar, banyak orang mempunyai penghasilan. Pada akhirnya bisa mendongkrak pengeluaran konsumsi rumah tangga.
Selain itu, Pemerintah harus bisa menjaga daya beli masyarakat agar tidak tergerus oleh inflasi. Hal ini dapat dilakukan dengan menjaga ketersediaan kebutuhan bahan pokok untuk menjaga harga komoditas bahan pokok agar tetap stabil dan terjangkau. (*)
0 Response to "Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat"
Post a Comment