credit by pixabay |
Polemik mengenai harga beras yang terus mengalami kenaikan sejak bulan November 2017 lalu terus memberikan pengaruh terhadap tingkat Inflasi di Kota Tasikmalaya. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Inflasi pada bulan Januari 2018 sebesar 1,00 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 130,55 dimana komoditas beras memberikan andil 0,6694 persen dari Inflasi 1,00 persen. Angka ini merupakan Inflasi terbesar dibandingkan Inflasi bulan – bulan Januari sebelumnya sejak tahun 2014.
Berdasarkan Berita Resmi Statistik No. 01/01/32/78/Th.XX pada bulan Januari Kota Tasikmalaya mengalami inflasi sebesar 1,00 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 130,55. Dengan demikian laju inflasi tahun kalender “year to date” (Januari 2018) sebesar 1,00 persen dan laju inflasi dari tahun ke tahun “year on year” (Januari 2017 - Januari 2018) sebesar 4,19 persen.
Inflasi di Kota Tasikmalaya terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks pada 6 (enam) kelompok pengeluaran yaitu : kelompok bahan makanan naik sebesar 4,46 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik sebesar 0,48 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar naik sebesar 0,06 persen; kelompok sandang naik sebesar 1,16 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga naik sebesar 0,09 persen; dan kelompok transport, komunikasi, dan jasa keuangan naik sebesar 0,07 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi yaitu kelompok kesehatan yang mengalami penurunan sebesar 0,14 persen.
Baca juga : Menyoal Inflasi Jabar di Awal Tahun 2018Apabila dilihat menurut andilnya terhadap inflasi/deflasi Januari 2018, enam kelompok pengeluaran yang memberikan andil inflasi tertinggi yaitu, Kelompok Bahan Makanan sebesar 0,7840 persen; Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau sebesar 0,1174 persen; Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar sebesar 0,0148 persen; Kelompok Sandang sebesar 0,0729 persen; Kelompok Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan sebesar 0,0107 persen; Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga sebesar 0,0051 persen. Sementara satu kelompok pengeluaran yang memberikan andil deflasi diberikan oleh Kelompok Kesehatan sebesar 0,0066 persen.
Beberapa komoditas yang mengalami peningkatan harga cukup signifikan pada Januari 2018 antara lain: beras, rokok kretek filter, rokok kretek, daging ayam ras, dan cabai rawit. Dari lima komoditas tersebut, penyumbang inflasi tertinggi adalah komoditas beras yang memberikan andil Inflasi sebesar 0,6694 persen kemudian diikuti komoditas rokok kretek filter sebesar 0,059 persen. Adapun komoditas yang mengalami penurunan harga pada Januari 2018 antara lain: telur ayam ras, bawang merah, sepatu, kelapa, dan sabun mandi. Sedangkan komoditas yang memberikan andil deflasi terbesar adalah telur ayam ras yaitu sebesar 0,0375 persen.
Baca juga : Menyoal Pola Konsumsi Warga Kota TasikmalayaDampak Inflasi
Inflasi sangat besar pengaruhnya pada angka kemiskinan, karena dalam mengukur indikator kemiskinan BPS menggunakan pendekatan pemenuhan kebutuhan dasar, dimana Kemiskinan dipandang sebagai ketidak mampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach) makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Sehingga yang dimaksud Penduduk Miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah nilai kebutuhan dasar minimalnya (Garis Kemiskinan). Logikanya, jika harga-harga naik atau nilai mata uang menurun, maka daya beli masyarakat juga akan menurun, sehingga masyarakat akan mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya baik yang berupa makanan maupun non makanan.
Peran Pemerintah
Saat ini musim hujan sudah mulai datang, menurut perkiraan pun musim panen akan segera tiba mulai bulan februari sampai dengan bulan maret. Kondisi ini diharapkan mampu mengembalikan keadaan ekonomi dengan tersedianya barang dan jasa di pasaran khususnya bahan pokok, terutama tersedianya pasokan beras sehingga harganya pun bisa normal kembali. Disamping itu, Pemerintah melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) nya dapat melakukan Operasi Pasar (OP) atau pemantauan harga di Pasar Induk untuk mencegah adanya ketidaksesuaian harga. Pemerintah juga dapat menyediakan stok kebutuhan pokok yang memadai untuk menghindari terjadinya kelangkaan bahan kebutuhan pokok. Penetapan harga acuan juga penting dilakukan untuk menghindari tingginya lonjakan harga yang ditentukan oleh pengepul atau pedagang. Dengan demikian diharapkan tingkat Inflasi dapat dikendalikan.
0 Response to "Inflasi Kota Tasikmalaya Tergerek Harga Beras"
Post a Comment