IPM Jawa Barat (sudah) Naik Kelas

IPM Jawa Barat (sudah) Naik Kelas

IPM Jawa Barat (sudah) Naik Kelas

Oleh : Kosih Kosasih

Selain laju pertumbuhan ekonomi sebagai indikator makro pembangunan yang dihitung dari sisi pendapatan, indeks pembangunan manusia (IPM) juga merupakan salah satu indikator untuk mengukur seberapa besar keberhasilan pemerintah yang ditinjau dari sisi pembangunan manusianya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat IPM provinsi Jawa Barat pada tahun 2017 mencapai 70,69, tumbuh 0,91 persen atau naik 0,64 poin dibandingkan IPM tahun 2016 yang lalu sebesar 70,05 persen. Angka ini menempatkan IPM Jawa Barat masuk kedalam kategori tinggi bersama 13 provinsi lainnya di Indonesia.


IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia. Menurut BPS, IPM dapat menjelaskan secara umum bagaimana masyarakat dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan dan sebagainya.
IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar, yaitu pertama umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life); Dimensi ini digambarkan oleh umur harapan hidup (UHH) saat lahir, yaitu jumlah tahun yang diharapkan dapat dicapai oleh bayi yang baru lahir untuk bertahan hidup, dengan asumsi bahwa pola angka kematian menurut umur pada saat kelahiran sama sepanjang usia bayi.

Kedua, pengetahuan (knowledge); dimensi pengetahuan diukur melalui indikator rata – rata lama sekolah (RLS) dan harapan lama sekolah (HLS). RLS adalah rata – rata lamanya (tahun) penduduk usia 25 tahun ke atas yang telah atau sedang menjalani pendidikan formal. Sedangkan HLS didefinisikan sebagai lamanya (tahun) sekolah formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu (7 tahun) di masa mendatang.

Ketiga, standar hidup layak (decent standard of living); dimensi ini digambarkan oleh pengeluaran per kapita disesuaikan yang ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan paritas daya beli (purchasing power parity).

Dikutip dari Berita Resmi Statistik BPS Jawa Barat No. 27/05/Th. XX, 7 Mei 2018, IPM Jawa Barat pada tahun 2017 mencapai 70,69 pada skala 0 – 100. Nilai untuk masing – masing dimensi diantaranya (1) umur harapan hidup (UHH) sebesar 72,47 tahun; (2) rata – rata lama sekolah (RLS) sebesar 8,14 tahun; harapan lama sekolah (HLS) sebesar 12,42 tahun; (3) pengeluaran perkapita sebesar Rp. 10,29 juta per tahun.

Kepala BPS Jabar Dody Herlando menuturkan, secara umum pembangunan manusia di Jabar terus mengalami kemajuan selama periode 2010 – 2017. Selama periode tersebut, IPM Jabar rata – rata tumbuh 0,95 persen per tahun. Sedangkan pada periode 2016 – 2017, IPM Jabar tumbuh 0,91 persen. Saat ini, pembangunan manusia Jabar telah berstatus tinggi. Sementara selama periode 2010 – 2015 hanya berstatus sedang. (Pikiran Rakyat, Senin 7 Mei 2018).

Dari capaian dimensi umur panjang dan hidup sehat, UHH penduduk Jawa Barat terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2010 hingga 2017, Jawa Barat telah berhasil meningkatkan UHH saat lahir sebesar 1,18 tahun. Selama periode tersebut, rata – rata UHH tumbuh sebesar 0,23 persen per tahun. Pada tahun 2010, UHH saat lahir di Jawa Barat hanya sebesar 71,29 tahun, dan pada tahun 2017 sudah mencapai 72,47 tahun.

Sementara itu, capaian dimensi pengetahuan dari tahun ke tahun juga terus mengalami peningkatan. Meningkatnya HLS menjadi sinyal positif bahwa semakin banyak penduduk yang bersekolah. Di tahun 2017, HLS di Jawa Barat telah mencapai 12,42 tahun, artinya anak – anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk menamatkan pendidikan mereka hingga lulus SMA atau D1. Selain itu, selama periode 2010 hingga 2017, rata – rata lama sekolah penduduk usia 25 tahun keatas di Jawa Barat tumbuh 1,38 persen per tahun. Sehingga pada tahun 2017 RLS mencapai 8,14 tahun, ini merupakan sinyal positif karena secara rata – rata penduduk Jawa Barat usia 25 tahun ke atas telah menamatkan pendidikan hingga kelas VIII (SMP kelas II).


Dimensi terakhir yang mewakili kualitas hidup manusia adalah standar hidup layak yang direpresentasikan oleh pengeluaran per kapita (harga konstan 2012). Pada tahun 2017, pengeluaran per kapita masyarakat Jawa Barat mencapai Rp. 10,29 juta per tahun atau rata – rata tumbuh 1,65 persen per tahun.
Dibandingkan Jawa Tengah dan Jawa Timur sesama pulau Jawa, IPM Jawa Barat sudah lebih dahulu naik kelas menjadi kategori tinggi sejak tahun 2016 lalu, namun masih jauh bila dibandingkan dengan provinsi DKI Jakarta dan DI Yogyakarta. Capaian ini tidak terlepas dari kerja keras pemerintah khususnya dalam program – program pembangunan sumber daya manusia.

Capaian IPM yang sudah masuk dalam kategori tinggi sejak 2016 lalu sejatinya tidak membuat pemerintah Jawa Barat berpuas diri. Pemerintah tetap harus membuat akselerasi pada program – program pembangunan, khsusnya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) agar kedepan penduduk Jawa Barat bisa lebih berkualitas dan sejahtera.(*)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "IPM Jawa Barat (sudah) Naik Kelas"